Sulut Times, Manado : Tak bisa disangkal, ruang informasi publik di jaman now sangat mudah dijangkau, tanpa dipagari ruang dan waktu.
Bahkan menyita perhatian siapa saja untuk berlama-lama menikmati fasilitas smath phone/android miliknya jika terkoneksi jaringan internet.
Bisa jadi, keasikan ini tentu saja membuyarkan pikiran terhadap pihak lain atau situasi disekelilingnya.
Boleh dikata, kejadian tidak biasa ini terjadi di kantor Camat Mapanget, Jumat (15/11/19) siang.
Oknum Camat berinisial RH yang tengah asik menikmati android di ruangannya susah diajak bicara apalagi bertemu.
Ceritanya Pewarna (Persatuan Wartawan Nasrani) DPD Sulut ingin menggelar Ibadah Pranatal Desember 2019 mendatang.
Dalam rapat sebelumnya tercetus ide, Natal Pewarna akan dilaksanakan bersama anak-anak Panti.
Dewi, salah satu wartawan ditugaskan mendata jumlah Panti Asuhan di Kecamatan,Tuminting, Singkil dan Kecamatan Mapanget.
Untuk mempermudah penelusuran lokasi dimaksud, akhirnya Dewi ke Kacamatan Mapanget untuk meminta data.
Disana, situasi kantor nampak tak berpenghuni, hanya ada tiga staf.
Ketika berbincang-bincang dengan salah satu staf, Dewi diarahkan ke seksi yang membawahi Kelurahan.
Sayangnya yang bersangkutan absen, alasan hadiri kedukaan di Kota Bitung.
“Tiga staf yang ada pun tak tahu,” ujar Dewi.
Tak sengaja melewati ruang kerja Camat, di dalam nampak Camat RH sedang duduk menikmati android miliknya.
Karena tidak ada yang tahu, spontan Dewi minta ijin bertemu dengan Camat, sekaligus ingin mengkonfirmasi beberapa hal terkait akselerasi guliran Dana Kelurahan di Kecamatan Mapanget.
Staf perempuan lalu masuk ke ruang Camat menginformasikan tujuan Dewi.
Anehnya, hingga dua kali Camat tetap sibutk dengan android kemudian diarahkan ke Staf yang tadinya diketahui absen.
“Sudah dua kali dia masuk hanya untuk konfirmasi kedatangan kita. Mungkin Camat kira torang mo datang minta doi staw, padahal so jelas-jelas disampaikan ke stafnya,” keluh Dewi.
Untuk menjawab itu, akhirnya pegawai absen di telepon, dijawab tidak ada Panti Asuhan di Kecamatan Mapanget, yang ada hanya Panti Jompo.
Sebelum keluar dari ruang kasie Kelurahan, Dewi kembali melihat ke dalam ruang Camat, ternyata situasi belum berubah, alias tengah asik degan android di tangan.
“Kalaupun Camat sibuk, atau bersama tamu sangat-sangat dimaklumi. Kita perhatikan dengan jelas kedalam melalui kaca, pintu geser. Yang terjadi justru sebaliknya, beliau hanya sendirian, mungkin lagi membaca sesuatu di layar android,” singgung Dewi sembari bergegas meninggalkan kantor Camat yang berada tepat di ruas jalan A Maramis, Kairagi, Manado.
Dari kejadian ini sekaligus mengajarkan masyarakat untuk terbiasa dengan birokrasi yang kaku, belajar menerima penolakan pejabat publik, belajar menunggu ketika pejabat yang dicari sedang asik dengan smart phone.
“Kami harap pak Walikota Manado dan Wakil walikota perlu mengapresiasi, juga memberikan “award” kepada yang bersangkutan (Camat Mapanget).
Karena kejadian ini bisa dijadikan contoh untuk diikuti pejabat publik lainnya,” imbuh sejumlah wartawan. (ddw)
Komentar