Sulut Times, Bitung : Sherly ‘Nini’ Tangka warga Kelurahan Wangurer Barat Lingkungan IV RT 19 Kecamatan Madidir Kota Bitung, saat ini hanya bisa diam membisu dan pasrah melihat rumah yang dibangun dari hasil keringat selama puluhan tahun dengan almarhum suaminya Buang ‘Aceng’ Rompas kini sudah tidak layak lagi bahkan tidak aman untuk ditinggali bersama dengan kedua anak serta cucunya.
Sebagai Kepala Keluarga sekaligus merangkap Ibu Rumah Tangga, Nini hanya bisa berharap kepada Pemerintah Kota Bitung untuk membantu permasalahan yang sedang dia hadapi sekarang ini.
Karena kondisi rumahnya menjadi seperti ini, disebabkan pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung.
Kepada Sulut Times, Nini mengungkapkan, bahwa masalah ini sudah di laporkan kepihak Perintah Kelurahan Wangurer Barat dan juga beberapa ke pengawas proyek pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung, sejak bulan Juni lalu.
Adapun langkah dari Pemerintah Kelurahan yakni memfasilitasi pertemuan dengan pihak pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung.
Namun sayang, pihak pengawas proyek bernama Adrian yang telah melihat langsung kondisi rumahnya pada bulan Juni dan bahkan telah mengambil gambar Dokumentasi sebagai bukti untuk dilaporkan ke pimpinannya, ternyata hanya sebatas janji dan sekedar datang saja.
“Setiap kali dihubungi, hanya mengatakan sudah disampaikan ke pimpinan dan minta untuk bersabar karena pihak Jalan Tol pasti akan merenovasi rumah ibu, .Namun sampai sekarang tidak ada buktinya sama sekali”, ungkapnya dengan Nada Dan taut muka kecewa.
Menurutnya, dari laporan sejak bulan Juni sampai sekarang sudah hampir akhir bulan November sudah lebih dari 5 bulan.
“Permasalahan yang sedang saya hadapi ini sudah lebih dari 5 bulan tidak ada penyelesaiannya atau tidak ada perhatian sama sekali dari pihak pengembang Jalan Tol Manado – Bitung”, bebernya.
Tidak hanya itu, dia bersama keluarganya sekarang ini sudah tidak tinggal lagi dirumah Wangurer karena takut.
“Sejak bulan Juli saya dan anak – anak serta cucu tidak lagi tinggal dirumah Wangurer Barat dan memilih menyewa kamar di Kelurahan Pakadoodan. Saya takut, jangan – jangan saat sedang tidur nyenyak tiba – tiba rumah saya roboh”, tuturnya dengan raut wajah takut.
Ketakutan Nini dan keluarga sangat beralasan, karena kondisi rumah mereka di Kelurahan Mamgurer Barat Lingkungan IV RT 19 sudah retak – retak bahkan fondasi bangunan sudah bergeser.
Sementara itu Lurah Wangurer Barat Olke Makalew dikonfirmasi Sulut Times, membenarkan jika salah seorang warganya yang tinggal di Lingkungan IV RT 19 atas nama ibu janda Sherly ‘Nini’ Tangka rumahnya rusak karena adanya pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung.
“Benar itu warga saya. Saya tadi sudah mengatakan langsung kepada ibu Nini untuk mendatangi langsung kantor PT. PP Perusahaan pelaksana proyek Jalan Tol yang ada di Lembean Minut. Tadi sudah kasana dan dijanjikan balik lagi hari Senin karena pimpinan tidak ada di tempat”, katanya.
Makalew mengungkapkan, tidak hanya ibu janda Nini, ada tiga warganya yang juga terkena imbas pembangunan Jalan tol.
“Dikelurahan saya, selain ibu janda Nini ada tiga warga lainnya yang terkena sampai. Mereka melaporkan, sejak ada pembangunan Jalan Tol, setiap hujan rumah mereka pasti terkena banjir”, ujarnya.
Sebagai pemerintah, Lurah Wangurer Barat Olke Makalew berjanji akan tetap dan terus mengawal permasalahan ini hingga tunas.
Dari data yang didapatkan Sulut Times, selain permasalahan di Kelurahan Wangurer Barat, pembangunan Jalan Tol. Manado – Bitung juga telah menyebabkan terancamnya mata air aerujang Danowudu.
Saat ini, Pencinta dan Aktivis Lingkungan di Kota Bitung beberapa hari nelakangan ini serang mengkampanyekan Save Mata Air Aerujang dengan hastag #Aerujangmanggil .
Para Pencinta dan Aktivis Lingkungan Kota Bitung bergerak, karena dari 7 lubang mata air yang ada di Aerujang, sekarang ini tinggal 2 lubang yang mengeluarkan air.
“Mari Kita Selamatkan Mata Air Aerujang dari Kepunahan”
“Salam Lestari untuk Anak Cucu”
Komentar