Kurangnya Pasokan Gas Bumi, Ini Solusi Mahasiswa Universitas Pertamina Hingga Raih Penghargaan Internasional

Sulut Times, NASIONAL, 20 Januari – Ide kreatif dari Mahasiswa Universitas Pertamina berhasil memenangkan penghargaan di ajang internasional. Dimana didikan dari Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina memperoleh solusi akan kurangnya pasokan gas bumi.

Mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), di tahun 2030 mendatang, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi akan terjadi kenaikan permintaan gas bumi menjadi 21,8 persen dengan volume mencapai 109,1 juta ton setara minyak bumi (Million Tonne Of Oil Equivalent/MTOE). Pada 2050, peningkatan diproyeksikan naik sebesar 24 persen dengan volume 242,9 MTOE.

Kenyataannya pada akhir tahun 2021 lalu, SKK Migas melaporkan Indonesia justru mengalami kekurangan pasokan gas bumi. Pada Oktober 2021 misalnya, SKK Migas menyebutkan, kebutuhan lifting gas bumi melalui pipa untuk ekspor mencapai 850 Billion Bristh Thermal Unit per-Day (BBTUD), dan pipa untuk domestik mencapai 3.174,94 BBTUD. Namun, Indonesia hanya mampu memasok gas sebanyak 3.880,1 BBTUD. Dengan demikian, ada selisih sebesar 144,85 BBTUD, yang tak dapat terpenuhi.

Baca Juga  Siapkan Fasilitas Sidik Jari, BPJS Kesehatan Mudahkan Layanan Cuci Darah JKN-KIS

Muhammad Faqih Indradji, Arief Akhmad Syarifudin, dan Yoshua Imanuel Chandra dari program studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, memberikan solusi untuk membantu meningkatkan produksi gas bumi. Solusi yang ditawarkan Faqih dan tim tersebut berhasil meraih juara 2 kategori Business Competition di ajang internasional kenamaan Integrated Petroleum Competition (INCEPTION) yang digagas oleh Universitas Diponegoro.

(Visited 46 times, 1 visits today)

Posting Terkait

Baca Juga

Komentar