Oleh: Ronald Munthe
Sulut Times, Manado – Untuk pertama kalinya, sensus penduduk di Indonesia akan dilakukan sebanyak dua tahap pada 2020 nanti.
Tahap pertama ialah sensus daring yang pelaksanaannya dimulai pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020. Pada tahap ini, masyarakat bisa dengan sendiri mencatatkan dirinya secara daring.
“Pencatatan daring melalui situs khusus yang kita perkenalkan dan bisa diakses lewat telepon pintar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, Ateng Hartono, dalam Forum Komunikasi Publisitas Sensus Penduduk 2020 (SP2020) di Manado, Selasa (10/12).
BPS Sulut, ujar Ateng, menargetkan penduduk yang bisa dijangkau melalui sensus daring ini sebanyak 22%. Mengingat, ada beberapa wilayah yang jaringan internetnya belum maksimal.
Dijelaskannya juga tahap kedua yaitu sensus penduduk secara manual pada 1-31 Juli 2020. Saat itu, sebutnya, petugas BPS akan naik turun rumah mencatat data kependudukan dan perumahan.
SP2020 begitu penting bagi Indonesia karena bertujuan mewujudkan Satu Data Kependudukan Indonesia. “Satu Data Kependudukan Indonesia adalah sumber datanya sama. Selama ini, data kita berbeda-beda sumber dan angkanya. SP 2020 ini akan menentukan,” tambahnya.
Katanya, data yang ada akan menunjukkan jumlah, komposisi, sebaran dan karakteristik penduduk di tiap provinsi dan wilayah regional lokal di Indonesia.
Selanjutnya, mengapa SP2020 penting karena akan memproyeksikan penduduk terkait fertilitas, kematian, kelahiran dan migrasi.
“Berapa banyak yang akan migrasi. Angka lulusan berapa banyak, berapa yang lahir. Dengan mengetahui proyeksi penduduk, kita mengetahui pola ekonominya,” tegasnya.
Hasil SP2020 juga akan bermanfaat sebagai acuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJM dan RPJP) daerah.
SP2020 akan menghasilkan data yang bisa jadi acuan perencanaan beragam bidang. Misalnya untuk perumahan, baik kuantitas maupun kualitas; pendidikan, kesehatan, perencanaan politik dan keamanan; lapangan pekerjaan; transportasi yang diperlukan.
“Misalnya, daerah yang penduduknya lebih banyak usia produktif tentu pendekatan perencanaan pembangunannya beda dari wilayah yang dominan lansia. Itu berlaku di semua bidang,” tutup Ateng.
Komentar