Sulut Times, Manado: Dinas Pangan Daerah Sulawesi Utara menggalakkan Program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) sebagai upaya membentuk sumber daya manusia daerah yang berkualitas, sehat, aktif dan produktif.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pangan Daerah Sulawesi Utara, Sandra P Moniaga kepada media ini Jumat (17/01/2020) disela-sela kunjungan kerja Kepala BKP Kementan.
“Kami melibatkan unsur pendidikan di Sulawesi Utara dalam menggalakkan PMS. Program ini dilaksanakan di 68 SMA/SMK di Indonesia dan 2 diantaranya berada di Sulawesi Utara, yaitu SMAN 8 Manado dan SMK PPN Kalasey. Program PMS ini adalah kegiatan budidaya pertanian yang dilaksanakan oleh siswa dan guru di lingkungan sekolah di bawah tanggung jawab Dinas Pangan Daerah Provinsi,”ujarnya.
Lebih lanjut Moniaga menjelaskan bahwa program PMS ini sangat bermanfaat bagi para anak muda yang sedang menempuh pendidikan dijalur formal karena program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang budidaya, menumbuhkan semangat siswa menjadi agripreneur dan meningkatkan ketersediaan dan akses pangan.
Program ini diungkapkan Moniaga sangat sejalan dengan program ODSK yang di laksanakan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Steven Kandouw sebagai Wakil Gubernur, yakni Operasi Daerah Siapkan Ketersediaan (ODSK) Pangan.
Seperti dirangkum media ini, tujuan program PMS dilatarbelakangi oleh kondisi dimana regenerasi petani berjalan lambat sehingga perlu upaya untuk menarik minat generasi muda serta dilatarbelakangi juga oleh Deklarasi the UN Decade of Family Farming (UNDFF) 2019-2028, yang menghasilkan 7 pilar pertanian keluarga, dimana pilar ke-2 yaitu mendukung kaum muda dan menjamin keberlanjutan generasi keluarga pertanian. Program PMS ini juga merupakan salah satu wujud nyata bentuk tanggung jawab negara terhadap warga negaranya dalam memenuhi kebutuhan pangan sebagaimana diatur dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan.
Ditambahkan Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara ini bahwa Program PMS tahun 2019, efektif dimulai sejak akhir November 2019, dengan komponen kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu (1) Penyediaan benih dan bibit, (2) Pembangunan rumah bibit, (3) Pembuatan demplot, (4) Pertanaman di lahan sekolah, (5) Penyediaan sarana pengairan sederhana, (6) Penyediaan alsintan, (7) Sosialisasi, edukasi, dan bimtek, (8) Penataan estetika pertanaman.
Sementara itu, pihak Sekolah dalam hal ini SMAN 8 Manado dan SMK PPN Kalasey, sangat antusias melaksanakan program ini, dengan pendampingan teknis dari Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Kalasey, mereka telah menanam berbagai macam jenis tanaman hortikultura seperti Cabe, Tomat, Bawang Merah, Terong, Kangkung, Pokcay, Salada Hijau, Salada Merah, Kacang Panjang, dll, dan dengan beberapa metode penanaman seperti hydroponik, polybag dan ditanam langsung, estetika penanaman juga tetap diperhatikan. Hasil penanaman telah dan SMK PPN Kalasey telah melakukan panen perdana pada tanggal 6 Januari 2020.
Bahkan, Dr Ir Agung Hendriadi M.Eng selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang meninjau langsung hasil pertanian melalui program PMS di SMK PPN Kalasey Kabupaten Minahasa Jumat (17/01/2020) berdecak kagum.
Dengan program ini, Moniaga menekankan akan sangat membantu para siswa untuk lebih banyak mengenal teknik-teknik budidaya serta lebih banyak mengenal jenis-jenis tanaman yang penting untuk kebutuhan pangan dan gizi mereka sehari-hari, terlebih membantu mereka dalam mengembangkan potensi diri atau lebih khusus mereka yang memiliki ketertarikan dalam bertani, dimana kesempatan ini akan bermanfaat untuk menjadi modal penting mereka dalam menghadapi masa depan nanti.
Kabarnya Badan Ketahanan Pangan Kementan akan terus melanjutkan program PMS di tahun 2020 ini, dan telah direncanakan akan mengalokasikan 10 SMA/SMK di Sulawesi Utara, dan diharapkan 2 sekolah yang menerima di tahun 2019 akan menjadi contoh.
Komentar