Sulut Times, Manado : Program Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw (ODSK) untuk sektor Pangan merupakan harapan dalam mewujudkan kedaulatan pangan untuk rakyat Sulut, bahkan turut meminimalisir daerah rentan dan beresiko rawan pangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Sandra Moniaga selaku Kepala Dinas Pangan Sulawesi Utara kepada media ini Kamis (06/02/2020) menjelaskan bahwa guna mendukung pembangunan ketahanan pangan di Sulawesi Utara, maka pemerintahan ODSK telah melaksanakan 4 program strategis yaitu; Penyelenggaraan ketahanan pangan, Penyediaan infrastrukrur kemandirian pangan, Penanganan kerawanan pangan dan Pengawasan keamanan pangan segar.

“Dalam kurun waktu 4 tahun kepemimpinan ODSK, keempat program strategis tersebut telah memberi hasil yang secara Iangsung, maupun tidak Iangsung telah berkontribusi dalam pembangunan ketahanan pangan di Sulawesi Utara,” ujar Moniaga.

Moniaga menegaskan bahwa dalam laporan penyelenggara pemerintah daerah dari Dinas Pangan, disebutkan beberapa poin yaitu;
Pertama, Pemerintah Sulawesi Utara melalui pengadaan cadangan pangan pemerintah sampai tahun 2019 sebanyak 255,94 ton (tahun 2016 stock awal sebanyak 113,4 Ton, pengadaan tahun 2017 sebanyak 12,5 ton, Pengadaan tahun 2018 sebanyak 8,6 ton dan pengadaan tahun 2019 sebanyak 218 ton), dan pengeluaran akibat bencana sebanyak 111,6 ton (tahun 2017 sebanyak 1 ton, 2018 sebanyak 96,3 ton dan 2019 sebanyak 14,3 ton).
Dan sesuai data penyediaan stok cadangan pangan pemerintah sampai 31 Desember 2019 sebesar 240,9 ton sehingga cadangan pangan ini telah mencapai 93,0 % dari target 275 ton (berdasarkan Permentan Nomor 11 tahun 2018).
Selain Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), telah dilakukan pula Penguatan stok cadangan pangan di daerah kepulauan perbatasan NKRI yaitu di Kecamatan Miangas tahun 2017 jumlah pengisian sebanyak 3 ton dan tahun 2019 sebanyak 2,2 Ton, sedangkan Kecamatan Marore Desa Kawio tahun 2018 sebanyak 1,5 ton dan tahun 2019 sebanyak 2,3 Ton.
Kedua, jumlah ketersediaan pangan di Sulawesi Utara yang ditunjukkan dengan satuan energi kilokalori perkapita pada tahun 2019 telah mencapai 2.768 kilokalori perkapita perhari atau melebihi 15,3 % dari target 2.400 kilokalori perkapita perhari.
Sedangkan untuk konsumsi energl penduduk Sulawesi Utara tahun 2019 mencapal 2400,11 kilokalori perkapita perhari atau melebihi 11,63% dari target 2.150 kilokalori perkapita perhari.
Dari sisi keberagaman kualitas konsumsl pangan masyarakat Sulut yang digambarkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH), dimana PPH Sulut tahun 2018 mencapai skor 94,1 Angka skor ini terus meningkat dari tahun 2017 yaitu skor 84,3 dan semakin mendekati skor 100.
Skor ini menunjukkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Sulut semakin baik dari tahun ke tahun. (Untuk data tahun 2019 akan terbit pada bulan maret 2020).
Ketiga, Untuk menjaga stabilitas harga pangan dl tingkat konsumen, telah dibuka THC pada tahun 2017 dan pada 19 Desember 2019 telah dilaksanakan Launching kerjasama dengan Grab dan Toko Tani Indonesia Center (TTIC), untuk memudahkan masyarakat dalam membeli produk bahan pangan yang dihasilkan kelompok tani atau gabungan kelompok tani. TTIC berlokasi di Kota Manado, bertempat di Jalan Pumorow Kelurahan Tingkulu kecamatan Wanea Kota Manado.
TTIC ini berfungsi sebagai tempat untuk menjual dan menyalurkan produk bahan pangan yang dihasllkan kelompok tani atau gabungan kelompok tani. THC selain menjual beras, juga menjual beberapa bahan pangan pokok dengan harga yang murah sebagai hasil kerjasama dengan produsen besar. Kedepan diharapkan THC akan menjadi tempat promosi/penjualan bahan pangan dari gapoktan binaan atau dari Iembaga usaha pangan masyarakat Iainnya maupun produsen pangan yang mempunyai komitmen bagi stabilisasi harga dan pasokan pangan di Sulut.
Keempat, Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses kebutuhan pangan dan gizi yang akan dikonsumsi setiap hari sampai ditingkat rumah tangga, maka telah dikembangkan kegiatan pemanfaatan pekarangan dalam konsep kawasan rumah pangan lestari.
Pada tahun 2016 sampai dengan 2019 melalui dana APBN telah difasilitasi 233 kelompok dan melalui dana APBD difasilitasi 50 Kelompok untuk memanfaatkan pekarangan.
Selain itu juga untuk meningkatkan usaha pengolahan pangan Iokal telah disalurkan alat pengolahan pangan lokal yaitu pengilingan jagung sebanyak 7 kelompok dari tahun 2016 – 2019. Untuk konsistensi penyediaan pangan secara berkelanjutan, maka pada tahun 2019 telah dikembangkan kegiatan OPAL (Obor Pangan Lestari) yaitu pemanfaatan lahan perkantoran sebagai tempat percontohan dalam pengembangan pemanfaatan pekarangan. Kegiatan OPAL ini juga dilaksanakan di 10 (Sepuluh) kabupaten/kota. Salah satu yang diharapkan dengan adanya OPAL ini sebagal tempat/sumber penyediaan bibit bagi masyarakat sekitar.
Kelima, Dari sisi keamanan pangan, mulai tahun 2018 telah dilakukan registrasi terhadap 12 (Dua Belas) merek beras (Kotamobagu, Bintang Kemakmuran 789, Gudang Berkah, Anugrah Mulia, Murni Emas, Laris Kotamobagu, indomart Kotamobagu, Istana Pangan, Dua Merpati, Beras Kita, Nigata dan Karangetang) yang diproduksi dl Sulawesi Utara dan telah beredar di tingkat konsumen.
Registrasi ini menunjukkan bahwa produk beras tersebut telah dinyatakan memiliki mutu dan kualitas keamanan pangan.
Selain itu telah dilakukan pula pengawasan terhadap 28 (Dua Puluh Delapan) komoditas pangan segar yang beredar baik di pasar swalayan maupun pasar tradisional dan hasilnya menunjukkan bahwa 28 komoditi pangan tersebut dinyatakan aman 100% untuk dikonsumsi.
Keenam, Untuk menjamin mutu pangan komoditas ekspor, maka sejak tahun 2017 – 2019 telah diterbitkan 420 buah Health Certificate komoditas pala yang akan diekspor ke negara-negara konsumen di Uni Eropa antara lain Jerman Belanda, dan Itali.
Ketujuh, Dalam rangka mendukung pengentasan kemiskinan dan Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP) di Sulawesi Utara, Dlnas Pangan Daerah Provinsi SuIawesi Utara memberikan Bantuan Bibit/Benih dan Pupuk untuk Kelompok selang tahun 2016 – 2019 bahkan sudah diberikan kepada 54 Kelompok tani di Kabupaten/Kota di Provinsl Sulawesi Utara.
Selain itu juga dalam mendukung penyediaan bahan pangan pokok di wilayah perbatasan terluar Provinsi Sulawesi Utara, telah dibangun 2 (dua) unit Gudang Pangan dengan Kapasitas Gudang 40 s/d 60 ton beras, Pembangunan Gudang Pangan di Desa Miangas Kecamatan Miangas Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan luas bangunan 9 x 7 x 5,7 M2, (359 m2) dengan kapasitas Gudang 40 s/d 50 Ton Beras.
Pengisian Beras Tahun 2017 sebanyak 3 ton. Dan ditahun 2018 Pembangunan Gudang Pangan di Desa Kawio Kecamatan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe, dengan luas bangunan 9 x 6 x 7 M2, dengan kapasitas Gudang 40 Ton Beras. Pengisian Beras Tahun 2018 sebanyak 1,5 ton.
Kedelapan, Dalam penanganan Daerah Resiko Rawan Pangan berdasarkan analisis sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) yang meliputi 3 (tiga) Aspek yaitu (1) Aspek Ketersediaan, (2) Aspek Akses Pangan dan (3) Aspek Pemanfaatan Pangan, menunjukan bahwa dari tahun 2016 – 2019 mengalami penurunan daerah beresiko rawan pangan, di tahun 2016 terdapat 25 kecamatan daerah rawan pangan atau 13.6% dari jumlah 169 kecamatan yang didata, turun menjadi 20 kecamatan beresiko rawan pangan pada tahun 2019 atau turun 11,7%.
Komentar