Suluttimes.com, AIRMADIDI – Wakil Menteri (Wamen) Perdagangan RI, DR Jerry Sambuaga mengahadiri acara Natal Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Ormas) se- Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (28/12/23)
Acara Natal bersama digagas Panitia diprakarsai Tonaas Wangko Ishak Tambani dipusatkan di Casa Benedeta, Desa Warukapas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) berlangsung hikmad dihadiri seluruh tokoh/pimpinan Ormas di Sulut.
Bertandang diacara Natal, Wamen Jerry Sambuaga notabene Caleg Partai Golkar DPR RI Dapil Sulut didampingi Caleg Golkar DPRD Provinsi Sulut, Reynald Tuwaidan.
Nampak hadir sejumlah anggota legislatif dari berbagai Parpol diantaranya, anggota Deprov Sulut Henry Walukow (Caleg Partai Demokrat), anggota DPRD Minut juga Ketua DPD II Golkar Minut Edwin Nelwan SPi, Joane Dungus Caleg DPRD Minut dari Partai Gerindra.
Di kesempatan tersebut, Jerry Sambuaga mengapresiasi acara ini yang mampu menghimpun seluruh ormas/LSM di Sulawesi Utara.
“Saya berterima kasih kepada bang Ishak Tambani secara langsung mengundang saya pribadi,” ujar putera kandung petinggi Partai Golkar Pusat, Theo Sambuaga.
Dalam sambutan singkatnya, Jerry berkomitmen agar tema yang diangkat “Yesus Lahir Untuk Mempersatukan” kiranya tetap terpatri dan melekat di hati kita semua para tokoh pimpinan Ormas mampu manjaga persatuan dan kesatuan lewat tutur kata maupun tindakan.
“Saya diundang pribadi, bukan karena menjabat Wakil Menteri. Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih buat Panitia, bang Ishak Tambani yang telah menggagas acara ini sungguh luar biasa, sekitar 300-an orang yang hadir, belum lagi yang berada di tenda luar. Sekaligus saya dan keluarga mengucapkan selamat Natal dan Selamat menyongsong tahun baru 2024. Tuhan Yesus sunggung baik, terus menyertai dan memberkati kita semua,” singkat Wamen Perdagangan RI.
Ibadah Natal kali ini dengan mengangkat tema “Kelahiran Yesus Mempersatukan Perbedaan”, dipimpin Pdt Michael Ponelo.
Dalam khotbahnya menguraikan fakta kehadiran Yesus yang dianggap luar biasa “Terhina” oleh pandangan banyak orang.
“Sangat-sangat terhina yang saya makaudkan, mulai saat benih roh kudus hadir dalam kandungan Maria sebelum kawin dengan Yusuf. Kemudian lahir di kandang domba (tempat piaraan hewan), lalu dibalut dengan kain lampir (kain kotor), bahkan matipun, Yesus harus dipaku di tiang Salib. Ini tidak masuk dalam akal sehat, sesuatu yang luar biasa, kesederhanaan harus dialami, dan dilakukan Yesus sang Juru Selamat, penguasa alam semesta,” urai Pdt Ponelo, notabene seorang “mantan preman, pengguna, pengedar, bandar jaringan Narkotika sebelum mengalami hidup baru.
Pdt Ponelo berharap kesederhanaan yang diajarkan sang Mesias, mampu menginspirasikan kita ditengah hidup berjemaat, dengan berbagai keragaman namun tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan sebagaimana tema “Kelahiran Yesus Mempersatukan Perbedaan”. (dw/st)
Komentar