Sulut Times, Bitung : Pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung kini telah “Memakan Korban”.
Salah satu mata air yang menjadi tumpuan masyarakat Kelurahan Danowudu dan sekitarnya serta ribuan masyarakat di Kota Bitung, kini berada di ujung tanduk.
Hal ini dikarenakan dari tujuh lubang mata air yang ada di Aer Ujang, kini tinggal dua lubang yang mengeluarkan air.
Faktor terbesar sehingga kondisi tersebut terjadi, karena adanya pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung yang melewati tepat diatas mata air tersebut.
Ironisnya lagi, pohon – pohon yang telah puluhan bahkan ratusan tahun yang selama ini menjadi penyanggah atau penampung air untuk melindungi mata air Aer Ujang dirobohkan hanya dalam sekejap mata dengan menggunakan alat berat tanpa memikirkan dampak kedepannya nanti.
Bahkan hingga pekerjaan ini sudah mendekati rampung, belum ada Rekomendasi Teknis (Rekomtek) yang dikeluarkan oleh instansi teknis terkait.
Persoalan ini mungkin tidak akan terjadi, jika Pemerintah dalam hal ini Pemenang Proyek Pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung mengikuti keinginan para Aktivis Lingkungan Kota Bitung untuk memindahkan sedikit jauh dari lokasi mata air Aer Ujang.
Namun sayang, bukannya mengindahkan Aspirasi para Aktivis Lingkungan, justru pekerjaan pembangunan tetap dilanjutkan meskipun telah mendapatkan penolakan keras.
Ibarat “Nasi telah menjadi Bubur”, seperti itulah yang telah terjadi atau dialami oleh mata air Aer Ujang Danowudu Bitung sekarang ini.
Mata air Aer Ujang menjadi tumbal pembangunan Jalan tol Manado – Bitung, hanya karena keegoisan manusia yang keras kepala tanpa mengkaji lebih jauh aksi penolakan para Aktivis Lingkungan Kota Bitung yang berupaya menghalangi tetapi bukan menolak pembangunan proyek Nasional tersebut.
Keinginan mereka hanya satu, lokasi pembangunan Jalan Tol dipindahkan sedikit jauh dari lokasi mata air Aer Ujang.
Penolakan para Aktivis Lingkungan Kota Bitung bukannya tanpa alasan, karena apa yang mereka takutkan selama ini, sekarang telah terjadi.
Sekali lagi “Nasi telah menjadi Bubur” !!!
Siapakah sekarang yang harus bertanggung jawab penuh dengan kondisi mata air Aer Ujang yang kini sudah diujung tanduk !!!???
Apakah Pemerintah Pusat ???!!! Apakah Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ???!!! Apakah Pemerintah Kota Bitung ???!!! Apakah pemenang proyek Jalan Tol Manado – Bitung ???!!! ataukah kontraktor ataukah para pekerja ???!!!
Menjadi pertanyaan sekarang ini, Solusi dan langkah apa yang harus secepatnya dilakukan untuk menyelamatkan mata air Aer Ujang Danowudu Bitung dari kehancuran dan kepunahan.
#SaveAerUjangDanowuduBitung
Komentar