Oleh: Ronald Ginting
Sulut Times, Manado – Pencobaan ini hanya sebentar. Tidak lama lagi akan segera berlalu, amin. Itulah sepenggal kalimat terakhir di facebook yang disampaikan Pdt. Sugeng Budi Susanto, pasien covid-19 di Sulut yang sudah dinyatakan sembuh oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulut.
Pendeta Sugeng dinyatakan sembuh setelah 31 hari berjuang melawan penyakit covid-19 yang dialaminya sejak 26 Maret silam. Sugeng merasakan sukacita dan bersyukur bisa melewati fase-fase yang cukup menegangkan buat dia.
“Saya sembuh semua karena anugerah dan kemurahan Tuhan Yesus. Serta penanganan yang baik dari tim medis,” ujar Sugeng saat dihubungi Suluttimes.com, Senin (27/4) hari ini.
Diceritakan Sugeng yang saat ini menjadi Gembala Sidang Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Petra Manado, bahwa dia mulai merasakan ada yang aneh dengan kondisi tubuhnya, saat dia tiba di Manado setelah melakukan pelayanan di Surabaya. Kata dia, badannya lemas, dan mulai sesak.
“Yang saya takuti pertama ialah jantung saya bermasalah lagi. Makanya saya minta istri antar ke rumah sakit yang tak jauh dari rumah saya. Tiba di rumah sakit tersebut, ternyata yang bermasalah ialah paru-paru saya, ada pneumonia,” jelas dia.
“Usai diketahui hasilnya, tim medis di rumah sakit itu langsung menangani saya dengan protap covid, bahkan merujuk saya ke RSUP Kandou. Dan di RSUP Kandou itulah saya diisolasi, tanpa ada yang bisa mendampingi saya, termasuk istri,” lanjut dia.
Dia bilang istri pulang ke rumah sampai menangis-menangis, sebab tak pernah menyangka bisa sampai diisolasi. “Ketika itu juga saya menjalani “kesendirian” di ruang perawatan, karena perawat pun tak selalu datang melihat. Mereka setiap enam jam sekali mengecek keberadaan pasien,” tambah dia.
Situasi seperti itu sempat membuat imunnya turun. Nafas agak susah, karena sesak, makan cukup sulit, hingga waktu istirahat malam pun dia takut menutupkan mata. “Terus terang kondisi psikis saya seperti mengintimidasi diri ini. Begitu terus hingga hari ketujuh, di mana saya seakan sudah menyerahkan diri kepada Tuhan bahwa jika waktunya tiba untuk pulang ke rumah Tuhan maka saya ingin pulang dengan tenang dan saya minta Tuhan menjaga istri dan anak saya,” tutur dia dengan terharu.
Saat sudah menyerahkan semuanya itu, Sugeng merasakan adanya suara Tuhan yang menyatakan belum waktunya ia dipanggil Tuhan karena sakit yang dialaminya tersebut. “Sejak itu saya seakan dapat kekuatan baru dari Tuhan. Hari lepas hari kondisi saya semakin pulih dan bisa kembali bersemangat,” papar Komisaris Wilayah Ssulawesi Sinode Gereja Pantekosta Tabernakel se-Indonesia ini.
Dia menerangkan lagi kondisinya sempat drop lagi saat diberikan salah satu obat yang dosisnya cukup tinggi. Tapi dia bersyukur hal itu tak berlangsung lama.
“Tim medis menangani saya dengan baik. Sehingga pemulihan kesehatannya terus mengalami perkembangan yang baik setiap harinya. Dan hasil swab saya selanjutnya negatif sehingga bisa diizinkan pulang oleh dokter di rumah sakit tersebut,” ungkapnya.
Satu kejadian yang tak dilupakannya juga bahwa saat dia satu kamar dengan seorang pemuda asal Minahasa, dia dimampukan Tuhan untuk memberkati dan menguatkan pemuda itu. “Padahal kondisi pertamanya drop sekali. Waktu Jumat Agung, kebetulan saya memimpin ibadah untuk jemaat lewat online, saya bilang ke pemuda itu untuk sama-sama ikut perjamuan kudus. Dan puji Tuhan, kuasa Tuhan menjamah dia. Malahan dia duluan keluar dari rumah sakit dibanding saya,” terangnya dengan tertawa.
Dia katakan sebelum dinyatakan sembuh, bahwa sempat satu ruangan dengan salah satu pendeta juga. Keduanya pun kini dinyatakan sembuh dan sudah bisa pulang ke rumah.
“Sekarang ini yang menjadi pergumulan saya yakni untuk istri dan anak saya yang lagi satu ruangan di ruang isolasi, karena terjangkit covid meskipun tanpa gejala. Saya yakin mereka akan segera pulih dan kembali ke rumah berkumpul bersama saya lagi,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini dia tetap mengikuti anjuran paramedis untuk swaisolasi 14 hari di rumah. “Saya komit tidak keluar dari rumah demi pemulihan tubuh saya juga. Pesan saya ke masyarakat Sulut, iman dan imun kita harus kuat dalam menghadapi wabah covid-19 ini. Ikuti anjuran pemerintah, tetap berdoa, jaga kesehatan dan kebersihan,” imbuhnya sambil menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atas ujian iman yang dialaminya.
“Terima kasih kepada tim medis yang tak pernah menyerah merawat seluruh pasien yang ada. Rencananya, saya akan merekam satu video kesaksian saya yang sudah sembuh dari covid-19, semoga bisa memberkati masyarakat di daerah ini,” tutupnya. (gtg)
Komentar