Program Dapur Cetus JG-KWL Terbukti Turunkan Stunting di Minut

Suluttimes.com, AIRMADIDI – Melalui Program Dapur Cetus JG-KWL terbukti berhasil turunkan Prevalensi Stunting di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) signifikan di angka 10,9 persen melampaui target nasional.

banner 970x250

Ini membuktikan Pemerintah Minut melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus berusaha agar stunting di Minut dapat ditekan serendah mungkin.

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi dihadiri Asisten I Setdakab Minut Umbase Mayuntu mewakil Pjs Bupati Reza Dotulung, sejumlah Pimpinan OPD terkait, juga hadir Camat Dimembe Ansye Dengah S.Sos MSi, dilaksanakan di Dekit Kendis Laikit, Kecamatan Dimembe, Rabu (13/11/24).

Kegiatan diawali dengan laporan yang disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Minut, dr Jane Symons, MKes

Sementara Asisten I Umbase Mayuntu menegaskan bahwa permasalahan stunting merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup manusia, sehingga Pemerintah memperioritaskan ini menjadi isu nasional.

“Kendati di lapangan ada hambatan dan tantangan, namun kolaborasi dari seluruh OPD terkait terus memaksimalkan perannya, artinya kerja-kerja nyata yang selama ini dilakukan mampu menekan angka penurunan stunting di daerah Minahasa Utara,” sebut Umbase Mayuntu.

Baca Juga  Anggota DPR RI Adriana Dondokambey Imbau Lestarikan Kolam Pancuran Sembilan Bidadari

Disebutkan Mayuntu, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara sudah menyediakan Program yakni Dapur Cetus JG-KWL yang terbukti berhasil menurunkan Prevalensi Stunting dengan angka yang signifikan 10,9 Persen melampaui target nasional.

“Kami berharap program Dapur JG-KWL tetap menjadi prioritas, program unggulan, diharapkan Kabupaten Minahasa Utara bisa menuju Indonesia emas untuk tahun 2045,” ujar Mayuntu memotivasi.

Lanjutnya, memerangi angka stunting dimana Pemerintah Desa menjadi garda terdepan.
Pengendalian ini terus dilakukan termasuk melalui Posyandu, ada Posyandu Remaja agar dapat mengantisipasi permasalahan remaja.

“Upaya pemerintah terkonsentrasi bukan hanya korupsi, melainkan stunting menjadi musuh bersama. Untuk itu, setiap pertemuan di Desa harus selalu diingatkan tentang stunting, juga diharapkan untuk menyampaikan terkait pernikahan dini di Desa/Kelurahan,” pesan Mayuntu. (dw/st)Program Dapur Cetus JG-KWL Terbukti Turunkan Stunting di Minut // jdl

Suluttimes.com, AIRMADIDI – Melalui Program Dapur Cetus JG-KWL terbukti berhasil turunkan Prevalensi Stunting di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) signifikan di angka 10,9 persen melampaui target nasional.

Ini membuktikan Pemerintah Minut melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus berusaha agar stunting di Minut dapat ditekan serendah mungkin.

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi dihadiri Asisten I Setdakab Minut Umbase Mayuntu mewakil Pjs Bupati Reza Dotulung, sejumlah Pimpinan OPD terkait, juga hadir Camat Dimembe Ansye Dengah S.Sos MSi, dilaksanakan di Dekit Kendis Laikit, Kecamatan Dimembe, Rabu (13/11/24).

Kegiatan diawali dengan laporan yang disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Minut, dr Jane Symons, MKes

Sementara Asisten I Umbase Mayuntu menegaskan bahwa permasalahan stunting merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup manusia, sehingga Pemerintah memperioritaskan ini menjadi isu nasional.

“Kendati di lapangan ada hambatan dan tantangan, namun kolaborasi dari seluruh OPD terkait terus memaksimalkan perannya, artinya kerja-kerja nyata yang selama ini dilakukan mampu menekan angka penurunan stunting di daerah Minahasa Utara,” sebut Umbase Mayuntu.

Disebutkan Mayuntu, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara sudah menyediakan Program yakni Dapur Cetus JG-KWL yang terbukti berhasil menurunkan Prevalensi Stunting dengan angka yang signifikan 10,9 Persen melampaui target nasional.

“Kami berharap program Dapur JG-KWL tetap menjadi prioritas, program unggulan, diharapkan Kabupaten Minahasa Utara bisa menuju Indonesia emas untuk tahun 2045,” ujar Mayuntu memotivasi.

Lanjutnya, memerangi angka stunting dimana Pemerintah Desa menjadi garda terdepan.
Pengendalian ini terus dilakukan termasuk melalui Posyandu, ada Posyandu Remaja agar dapat mengantisipasi permasalahan remaja.

“Upaya pemerintah terkonsentrasi bukan hanya korupsi, melainkan stunting menjadi musuh bersama. Untuk itu, setiap pertemuan di Desa harus selalu diingatkan tentang stunting, juga diharapkan untuk menyampaikan terkait pernikahan dini di Desa/Kelurahan,” pesan Mayuntu. (dw/st)

(Visited 45 times, 1 visits today)

Komentar