Oleh: Ronald Munthe
Sulut Times, Manado – Pesta kreatifitasnya milenial di Sulawesi Utara bertajuk Urban Economy Festival resmi berlangsung sejak Jum’at (22/11) kemarin, dan akan berakhir pada Minggu (24/11) di Kantor BI lama di Jalan Letjen R. Soeprapto Nomor 30, Manado. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Sulawesi Utara sebagai penyelenggara benar-benar memanjakan milenial Sulut dengan menampilkan segala macam kreativitas milenial.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat menyatakan bahwa Urban Economy Festival akan dikemas dengan sangat menarik dengan berbagai macam acara pendukung.
“Kami memberikan edukasi kebanksentralan, dance talk, band Maldives, digitalk, sosialisasi elektronifikasi tol Manado-Bitung, talkshow perlindungan konsumen, dan beberapa kegiatan lain yang sayang untuk dilewatkan, kata Arbonas saat membuka kegiatan itu, Jum’at (22/11).
Dipaparkan Arbonas bahwa Urban Economy Festival 2019 bertemakan ‘Menciptakan Pelaku UMKM Kreatif Unggulan Sulawesi Utara yang Berorientasi Ekspor dan Mendukung Pengembangan Pariwisata’. Menurutnya, langkah ini untuk menghubungkan UMKM Sulawesi Utara dengan korporasi penyedia platform digital (terkait pembiayaan pembayaran, dan/atau pemasaran), lembaga keuangan, serta aggregator ekspor dan/atau calon investor.
“Langkah ini untuk memfasilitasi business matching (temu bisnis) dan business coaching (konsultasi bisnis) bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan memperluas akses pasar UMKM,” tambah Arbonas.
Disebutkan Arbonas juga bahwa heritage Kantor BI lama adalah salah satu alasan lokasi kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Gedung lama Bank Indonesia ini ternyata bernilai historikal cukup tinggi apalagi nama dahulunya ialah De Javasche Bank.
“Lokasi ini merupakan simbol budaya/ heritage yang dimiliki Bank Indonesia. Pembersihan dan peremajaan kembali lokasi untuk digunakan sebagai acara menyimbolkan efisiensi urban (revive-reuse-recycle),” imbuhnya.
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) akan diperkenalkan seoptimal mungkin selama pelaksanaan acara sebagai respon terhadap digitalisasi dari segi pembayaran. Kegiatan ini turut mengedepankan unsur budaya, fashion, kerajinan, kuliner dan digital.
“Jadi transaksinya secara non-tunai dengan menggunakan QRIS (Quick-Response Code Indonesia Standard) melalui platform pembayaran digital serta penggunaan EDC,” ujarnya mengakhiri.
Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw mengapresiasi pelaksanaan Urban Economy Festival, yang dapat memicu pertumbuhan kreativitas Perekonomian. Diakui Angouw bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulut lagi tren menurun walau angkanya lebih tinggi dari nasional.
“Jadi saya pikir langkah BI ini bisa meransang perekonomian kita,” papar Angouw.
Ada beberapa faktor untuk menumbuhkan ekonomi, kata Angouw, yaitu tingkat konsumsi, investasi, dan ekspor. “Jadi konsumsi kita sampai saat ini cukup besar, investasi kita tengah menggerakan semua lini, dan paling terakhir ekspor, saya berharap ajang ini menghasilkan milenial yang bisa mengekspor produknya,” tutup Angouw sambil mengajak masyarakat Sulut dapat menghadiri Urban Economy Festival 2019 di Kantor BI lama tersebut.
Komentar